Jumat, 07 Juli 2023

Konsep Pengukuran Keterbacaan Dengan Grafik Fry

Pengukuran keterbacaan merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi kemampuan seseorang dalam membaca dan memahami teks tertentu. Ada banyak cara untuk melakukan pengukuran keterbacaan, salah satunya adalah dengan menggunakan Grafik Fry. Konsep pengukuran keterbacaan dengan Grafik Fry telah dikembangkan oleh Edward Fry pada tahun 1960-an dan hingga kini masih digunakan sebagai alat bantu dalam mengevaluasi tingkat keterbacaan suatu teks.

Grafik Fry adalah sebuah grafik yang digunakan untuk menentukan tingkat keterbacaan suatu teks berdasarkan jumlah kata dan kalimat per paragraf. Grafik ini menunjukkan hubungan antara jumlah kata dan kalimat per paragraf dengan tingkat kesulitan membaca suatu teks. Semakin banyak kata dan kalimat per paragraf, semakin sulit teks tersebut untuk dibaca dan dipahami.

Grafik Fry terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1. Reading Level – Bagian ini menunjukkan tingkat keterbacaan suatu teks berdasarkan jumlah kata dan kalimat per paragraf. Grafik Fry membagi tingkat keterbacaan menjadi 10 level, mulai dari level 1 (tingkat keterbacaan terendah) hingga level 10 (tingkat keterbacaan tertinggi).

2. Syllables Per Word – Bagian ini menunjukkan jumlah suku kata per kata dalam suatu teks. Semakin banyak jumlah suku kata, semakin sulit teks tersebut untuk dibaca dan dipahami.

3. Sentences Per Paragraph – Bagian ini menunjukkan jumlah kalimat per paragraf dalam suatu teks. Semakin banyak jumlah kalimat per paragraf, semakin sulit teks tersebut untuk dibaca dan dipahami.

Dalam melakukan pengukuran keterbacaan dengan Grafik Fry, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menghitung jumlah kata dan kalimat per paragraf dalam teks yang akan diukur. Selanjutnya, jumlah kata dan kalimat per paragraf tersebut dapat dicocokkan dengan grafik Fry untuk menentukan tingkat keterbacaan suatu teks.

Pengukuran keterbacaan dengan Grafik Fry sangat berguna bagi para penulis, editor, dan penerbit untuk mengevaluasi tingkat keterbacaan suatu teks. Dengan mengetahui tingkat keterbacaan suatu teks, mereka dapat membuat penyesuaian yang diperlukan agar teks tersebut lebih mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca.

Dalam dunia pendidikan, pengukuran keterbacaan dengan Grafik Fry juga dapat membantu guru dalam menentukan bahan bacaan yang sesuai dengan tingkat keterbacaan siswa. Dengan memilih bahan bacaan yang sesuai dengan tingkat keterbacaan siswa, diharapkan mereka dapat membaca dan memahami teks dengan lebih mudah dan efektif.

konsep pengukuran keterbacaan dengan Grafik Fry merupakan salah satu cara yang berguna dalam mengevaluasi tingkat keterbacaan suatu teks. Dengan menggunakan Grafik Fry, kita dapat menentukan tingkat keterbacaan suatu teks berdasarkan jumlah kata dan

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)