Krisis Balkan Di Yugoslavia Pada Dasarnya Adalah

Krisis Balkan di Yugoslavia adalah peristiwa penting dalam sejarah politik Eropa dan Balkan. Krisis ini terjadi pada akhir abad ke-20 dan melibatkan banyak kekerasan, perang saudara, dan konflik etnis di wilayah Balkan, khususnya di wilayah bekas Yugoslavia.

Pada awal 1990-an, Yugoslavia mengalami krisis politik dan ekonomi yang parah. Pada saat itu, Yugoslavia merupakan negara federal dengan enam republik dan dua provinsi otonom yang dihuni oleh banyak kelompok etnis yang berbeda. Tapi setelah kematian Josip Broz Tito, pemimpin Yugoslavia yang lama, pada tahun 1980, persatuan Yugoslavia mulai goyah.

Pada tahun 1991, Slovenia dan Kroasia memproklamirkan kemerdekaannya dari Yugoslavia. Pemerintah Yugoslavia menolak kemerdekaan ini dan memulai serangan terhadap Slovenia. Konflik kemudian menyebar ke Kroasia, di mana Serbia dan Tentara Yugoslavia menyerang wilayah Kroasia yang dihuni oleh orang Serbia. Serangan ini memicu perang saudara di Kroasia, dan konflik ini berlanjut hingga tahun 1995.

Krisis Balkan di Yugoslavia juga melibatkan Bosnia dan Herzegovina, yang juga memproklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1992. Namun, hal ini memicu konflik antara etnis Bosnia, Serbia, dan Kroasia, yang berlangsung hingga tahun 1995. Konflik ini menyebabkan kematian dan pengusiran jutaan orang dan dianggap sebagai salah satu konflik paling berdarah di Eropa setelah Perang Dunia II.

Krisis Balkan di Yugoslavia juga melibatkan intervensi internasional yang signifikan. Pada tahun 1992, PBB membentuk pasukan penjaga perdamaian untuk memantau gencatan senjata di Bosnia. Namun, pasukan ini tidak mampu menghentikan kekerasan dan konflik yang berkelanjutan di Bosnia. Pada tahun 1995, NATO melakukan serangan udara terhadap pasukan Yugoslavia di Bosnia dan Herzegovina, yang akhirnya memaksa Yugoslavia untuk menandatangani kesepakatan perdamaian.

Krisis Balkan di Yugoslavia adalah contoh penting dari konflik etnis dan politik yang rumit. Konflik ini melibatkan banyak kelompok etnis yang berbeda dan menyebabkan kekerasan yang parah di wilayah Balkan. Meskipun konflik ini akhirnya berakhir dengan kesepakatan perdamaian, warisan dari krisis Balkan di Yugoslavia masih terlihat hingga saat ini, termasuk perpecahan etnis yang masih ada dan ketegangan politik yang masih berlangsung di wilayah Balkan.