Kronologi Ribut Setnov Dan Nurhadi Di Lapas Sukamiskin

Pada tahun 2018, terjadi peristiwa ribut di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Jawa Barat yang melibatkan dua orang narapidana yaitu Setya Novanto dan Nurhadi. Setya Novanto merupakan mantan Ketua DPR RI yang divonis 15 tahun penjara atas kasus korupsi proyek e-KTP, sedangkan Nurhadi adalah mantan Sekretaris Mahkamah Agung yang juga divonis penjara atas kasus korupsi.

Peristiwa ini terjadi pada 17 Juni 2018 saat Setya Novanto dan Nurhadi dipindahkan dari Rutan KPK ke Lapas Sukamiskin. Keduanya ditempatkan di blok yang sama di Lapas tersebut. Pada hari yang sama, terjadi keributan antara Setya Novanto dan Nurhadi yang membuat suasana di Lapas Sukamiskin menjadi ricuh.

Menurut keterangan petugas Lapas Sukamiskin, keributan terjadi saat Nurhadi memprotes perlakuan Setya Novanto yang mengambil tempat tidur atas. Nurhadi merasa bahwa tempat tidur atas tersebut seharusnya menjadi miliknya karena dia sudah lebih dulu menduduki blok tersebut. Namun, Setya Novanto tidak bersedia turun dari tempat tidur atas itu.

Keributan semakin memanas saat keduanya saling memukul dan menyerang satu sama lain. Petugas Lapas Sukamiskin yang berusaha menghentikan perkelahian tersebut juga ikut terlibat dalam keributan dan harus meminta bantuan petugas keamanan Lapas untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Setelah kejadian tersebut, keduanya dipindahkan ke sel yang berbeda untuk menghindari terjadinya konflik serupa di masa depan. pihak kepolisian juga melakukan penyelidikan dan memeriksa beberapa saksi untuk mengetahui penyebab dan kronologi perkelahian tersebut.

Peristiwa ribut antara Setya Novanto dan Nurhadi di Lapas Sukamiskin menjadi sorotan publik karena kedua orang tersebut merupakan narapidana yang terlibat dalam kasus korupsi yang cukup besar. Kejadian ini juga memperlihatkan kondisi yang buruk di dalam Lapas Sukamiskin yang seharusnya menjadi tempat untuk menjalani masa hukuman dan memperbaiki diri bagi para narapidana.

Kepolisian dan pihak Lapas harus mengambil langkah yang lebih baik dalam menjaga keamanan dan ketertiban di dalam Lapas untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa di masa depan. para narapidana juga harus sadar akan kondisi mereka dan bersikap lebih baik di dalam Lapas untuk memperbaiki diri dan mendapatkan pembebasan lebih awal dengan cara yang lebih layak dan terhormat.