Kamis, 10 Agustus 2023

Latar Belakang Perlawanan Pangeran Mangkubumi Dan Mas Said

Latar Belakang Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said

Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said merupakan peristiwa bersejarah dalam sejarah Indonesia yang terjadi pada abad ke-18. Peristiwa ini melibatkan konflik politik dan persaingan kekuasaan di antara para pangeran di Kerajaan Mataram yang saat itu dikuasai oleh Belanda. Mari kita telusuri latar belakang dari perlawanan ini.

Kerajaan Mataram, yang pernah menjadi salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, telah mengalami kemunduran dan pecah menjadi dua kekuasaan, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Pada awal abad ke-18, Belanda telah memasuki daerah ini dan menjalin hubungan dengan kesultanan-kesultanan tersebut untuk memperoleh keuntungan ekonomi.

Pangeran Mangkubumi (nanti menjadi Sultan Hamengkubuwono I) adalah salah satu pangeran di Yogyakarta yang merasa terancam oleh campur tangan Belanda. Pangeran Mangkubumi memiliki ambisi untuk mendapatkan posisi kekuasaan yang lebih tinggi di Kerajaan Mataram. Dia percaya bahwa kerajaan harus membebaskan diri dari pengaruh dan dominasi Belanda agar bisa mempertahankan kebebasan dan kedaulatan.

Di sisi lain, Mas Said (nanti menjadi Pakubuwono III) adalah pangeran di Surakarta yang juga ingin mendapatkan posisi kekuasaan yang lebih tinggi. Mas Said juga tidak puas dengan campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan dan ingin mendapatkan otonomi lebih besar.

Kedua pangeran ini menghadapi persaingan politik dan kepentingan yang saling bertentangan. Pangeran Mangkubumi memimpin perlawanan bersenjata melawan Belanda dengan dukungan dari rakyat dan pasukan kerajaan. Sementara itu, Mas Said memilih jalur diplomasi dan bekerjasama dengan Belanda untuk mencapai tujuannya.

Perlawanan Pangeran Mangkubumi melibatkan pertempuran dan taktik perang gerilya di berbagai daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Meskipun pasukan Pangeran Mangkubumi berhasil memperoleh kemenangan di beberapa pertempuran, mereka juga menghadapi tantangan dan penindasan dari pasukan Belanda yang lebih besar dan lebih kuat.

Pada akhirnya, Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 menjadi titik balik dalam perlawanan Pangeran Mangkubumi. Dalam perjanjian ini, Belanda memberikan wilayah Kesultanan Yogyakarta kepada Pangeran Mangkubumi dan wilayah Kasunanan Surakarta kepada Mas Said. Perjanjian ini mengakhiri perang dan mengakui kedaulatan Pangeran Mangkubumi sebagai Sultan Yogyakarta dan Mas Said sebagai Pakubuwono III.

Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah Indonesia. Peristiwa ini menunjukkan semangat perlawanan dan perjuangan untuk meraih kemerdekaan dan otonomi dari penjajahan. Selain

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)