Selasa, 03 Oktober 2023

Manifestasi Klinis Epilepsi

Manifestasi Klinis Epilepsi: Memahami Gejala dan Tanda-tanda Penyakit

Epilepsi adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan kejang yang berulang. Manifestasi klinis epilepsi bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Setiap orang mungkin mengalami gejala yang berbeda, intensitas kejang yang berbeda, dan tingkat kesadaran yang berbeda selama kejang. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa manifestasi klinis umum dari epilepsi.

1. Kejang Umum: Kejang umum melibatkan kedua sisi otak dan biasanya dimulai dengan hilangnya kesadaran. Kejang umum dapat mencakup kejang tonik-klonik (kejang besar), di mana otot-otot menjadi kaku (tonik) dan berkontraksi berulang kali (klonik). Selama kejang ini, penderitanya mungkin mengalami kehilangan kendali kandung kemih atau usus, serta menggigit lidah atau mengalami kejang bukan karena suatu stimulus.

2. Kejang Parsial: Kejang parsial hanya melibatkan bagian tertentu dari otak. Ada dua jenis kejang parsial: kejang parsial sederhana dan kejang parsial kompleks. Kejang parsial sederhana tidak melibatkan hilangnya kesadaran. Manifestasi klinis dapat berupa gerakan berulang pada bagian tubuh tertentu, perasaan aneh, sensasi di perut atau dada, penglihatan yang tidak normal, atau suara-suara aneh. Kejang parsial kompleks melibatkan hilangnya kesadaran atau perubahan kesadaran yang disertai dengan gerakan otomatis seperti mengunyah, memakan hal-hal yang tidak pantas, mengulang kata-kata atau frasa, atau berjalan tanpa tujuan.

3. Kejang Absens: Kejang absens, juga dikenal sebagai kejang kecil, biasanya terjadi pada anak-anak dan sering terjadi dalam bentuk episode singkat yang berulang. Pada kejang absens, penderitanya tiba-tiba kehilangan kesadaran selama beberapa detik. Mereka mungkin terlihat seperti ‘absen’ atau terlihat kebingungan saat kembali ke kesadaran. Gejala ini seringkali disertai dengan gerakan kecil seperti mengedipkan mata atau gerakan bibir yang berulang.

4. Kejang Fokal Motorik: Kejang fokal motorik terjadi ketika kejang terjadi di bagian motorik otak. Ini dapat menyebabkan gerakan tidak normal atau berulang pada bagian tubuh tertentu, seperti tangan, kaki, atau wajah. Gerakan mungkin berupa kejang yang tumpang tindih atau gerakan repetitif yang terjadi secara terus-menerus.

5. Aura: Aura adalah gejala atau sensasi yang dirasakan sebelum atau selama kejang epilepsi. Aura dapat berupa perasaan aneh, perubahan sensasi, atau pikiran yang tidak biasa. Misalnya, seseorang mungkin mengalami rasa cemas, sensasi kesemutan, bau yang aneh, atau penglihatan yang kabur sebelum ke